Hari ini kita menyelenggarakan
kebaktian awal tahun ajaran. Setiap orang punya caranya sendiri menyimpulkan
capaian kali ini. Mungkin kekecewaan karena jumlah adek-adek yang hadir tidak
cukup banyak, acara tidak dimulai dengan tepat waktu, atau diluar
harapan-harapan yang kita impikan.
Bagi saya secara pribadi, hal ini
juga cukup mengecewakan, saat tiba di depan Gereja Methodis sekitar pukul 15.00
WIB, seorang pun belum terlihat hadir sebagai calon jemaat di depan gereja. Ada
sedikit rasa khawatir saat itu. Suasana jalan Barna pun sepi, seperti tidak ada
tanda kehadiran adek-adek angkutan umum juga tidak terlihat lalu lalang.
Lagi-lagi kulihat jumlah jemaat
yang hadir sangat sedikit ketika MC memulai ibadah, sesekali dan sekalian
berdoa kulihat ke arah belakang, dengan harapan muzizat terjadi sebelum
khotbah.
Ternyata jemaat yang hadir tidak
lagi bertambah. Dalam hati aku bertanya, kenapa? Apa yang sebenarnya Tuhan
inginkan. Hatiku sangat pilu sepanjang ibadah itu.
Saat kuamati wajah teman-teman
alumni, untuk sementara kusimpulkan bahwa kita kecewa, atau tidak puas.
Lalu di akhir acara, aku melihat
sebuah keajaiban Tuhan, aku menikmati lawatan Tuhan. Yang kulihat disana ada
berkat Tuhan tercurah. Gadis belia ini tersenyum manis mendekatiku ketika
kulambaikan tangan mengundangnya mendekat. Gadis ini sudah lama kuperhatikan
dan kudoakan untuk dilayani, dia adalah teman dekat adek-adek kelompok yang
sudah kubina selama ini. Setiap kali aku melihatnya bersama mereka, aku selalu
berharap dia akan dibina juga.
Setelah beberapa kali nimbrung dalam
beberapa acara ulang tahun dan kebersamaan adek-adek siswa, dia selalu ada.
Akhirnya hari ini dia dihantarkan
Tuhan secara khusus untuk datang kepada-Nya, dengan perbincangan singkat akhirnya
kami menemukan kata sepakat untuk belajar Firman Tuhan bersama-sama dalam
kelompok kecil. Dia akan bergabung dengan kelompok yang sebenarnya sudah lama
berjalan. Tapi itu tidak akan menghalanginya untuk bertumbuh. Ya, hampir satu
tahun lalu saat aku bertatap muka untuk pertama kali dengannya.
Sekarang ia
bersama kita, kiranya Allah meneguhkan imannya menjadi murid yang setia.
Akhirnya di akhir seluruh
pelayanan hari ini aku berkata Praise the Lord, satu jiwa itu akhirnya “tertangkap”.
Ben
Ben
Tidak ada komentar :
Posting Komentar